Minggu, 22 Juni 2008

“Zona Degradasi” Vs “Zona Scudeto”

Bagi penggemar sepakbola tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah degradasi dan scudeto.
Degradasi berarti suatu tim harus turun ‘kelas’ dalam suatu kompetisi biasanya 4 tim terbawah dalam klasemen, misal dari Divisi I turun menjadi Divisi II.
Sedangkan scudeto merupakan sebutan juara Serie A (kompetisi sepakbola Italia). Keduanya menunjukkan kondisi yang bertolak belakang.

Setiap kesebelasan dalam suatu kompetisi, pastilah berusaha menghindar atau keluar dari zona degradasi, karena mereka tidak mau turun kasta kompetisi, dan berusaha meraih juara.

Persamaan :
Tim yang masuk di kedua zona ini, pasti dengan mati-matian berusaha selalu meraih kemenangan untuk mencapai tujuan mereka yaitu yang satu terhindar dari posisi ‘turun kasta’ dan satunya meraih gelar juara.

Perbedaan :
Berada di zona degradasi jika perjuangan gagal berarti siap turun kasta sehingga mereka harus selalu waspada di setiap pertandingan, sedangkan berada di zona scudeto walaupun melakukan perjuangan yang gigih pula tak jarang tim-tim di zona ini terpeleset, tidak waspada, merasa sudah nyaman dan aman, toh jika tidak juara mereka tetap berada di kompetisi itu dan biasanya mereka tetap berhak mengikuti kompetisi Liga Champion Eropa.

Orang Kristen juga di hadapkan pada situasi yang sama bukan?
Saat iman kita berada di posisi yang sulit, kritis, serba susah kita harus berjuang mati-matian agar iman tumbuh kembali dan keluar dari segala himpitan.
Tetapi ketika kita berada di “zona scudeto” tak jarang kita menjadi teledor, karena merasa memiliki iman yang mantap, kuat dan tahu bahwa Tuhan akan menolong, merasa aman, nyaman, justru dapat membuat kita terlena. Bisa jadi kita keliru mendefinisikan iman itu, sehingga kita beranggapan pokoknya “dalam nama Yesus aku sanggup melakukannya”, “apa yang aku rencanakan pasti akan dikabulkanNya”, dan sebagainya, tanpa memperhatikan situasi yang kita hadapi.

Memang sebagai orang percaya kita yakin Tuhan mendengar doa kita, tetapi dibalik itu semua kita juga harus berusaha mengerjakan apa yang jadi bagian kita. Jangan hanya menunggu Tuhan bekerja, jangan hanya menjadi manja, jangan hanya menuntut, jangan hanya berharap Tuhan akan berbuat hal-hal yang ‘ajaib’ atas hidup kita. Segala sesuatu butuh proses, dan proses itu kitalah yang harus melakukannya karena kita masih di dunia.

Sebagai contoh: Kita ingin punya uang, memiliki kekayaan, lalu kita berdoa kepada Tuhan agar bisa punya uang dan kaya. Di satu pihak kita tak mau bekerja, malas bekerja, atau bekerja asal-asalan tanpa berusaha dengan baik dan benar. Apakah mungkin kita bisa banyak uang dan kaya?

Di sinilah, kadang kala kita harus segera keluar dari ‘zona scudeto’ (zona nyaman) kita, Tuhan mau kita menjadi penerima yang aktif atas segala berkatNya. Tuhan mau kita menjalani proses yang mungkin panjang dan beresiko untuk membawa kita kepada iman yang lebih besar kepadaNya dan lebih mempercayaiNya.

Yakobus 2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Tidak ada komentar: