Minggu, 17 Agustus 2008

Hari Merdeka.

Setiap tanggal 17 Agustus negara kita memeringati hari kemerdekaan, dan tak terasa 63 tahun sudah usia negeri tercinta Indonesia ini.
Kemeriahan terjadi di mana-mana tentunya, berbagai perlombaan diadakan untuk memeringati hari bersejarah ini.

Tetapi dibalik itu semua apakah kita sudah benar-benar merdeka?
Lihatlah di sekitar kita, banyak anak putus sekolah, banyak yang tak bisa baca tulis, banyak tetangga kita yang masuk kategori miskin selalu berkekurangan, juga lihatlah para pejabat kita yang korupsi, sungguh memprihatinkan bukan?

Kita sebagai umat Kristen tentunya tidak boleh tinggal diam begitu saja melihat kenyataan ini. Tuhan Yesus banyak memberi contoh kepada kita untuk selalu mengasihi dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Mungkin saja kita berpikir, bagaimana mungkin kita dapat menolong, membantu orang lain jika kondisi kita juga perlu dibantu?

Banyak hal-hal “kecil” yang dapat kita lakukan untuk rakyat dan negeri tercinta ini.
Sebagai contoh :
Doakan dengan sungguh agar pemerintah pusat dan daerah (pejabat & aparatnya) dapat bekerja dengan benar, dan doakan juga agar secara rohani mereka juga benar. Doakan semakin banyak umat Tuhan yang ada di pemerintahan dan mampu bekerja dengan benar di hadapan Tuhan.
Secara pribadi atau bergabung dengan organisasi tertentu untuk mengalang dana pendidikan anak-anak miskin, untuk kesehatan kaum miskin dan sebagainya.
Berilah pakaian, makanan kepada tentangga kita yang sangat membutuhkan.
Bagikan ilmu pengetahuan kita kepada orang lain, supaya kita tidak egois dan jangan takut tersaingi.

Masih banyak hal-hal yang kita anggap “kecil” yang sebenarnya dapat membantu memerdekakan negeri ini.
Baik itu memerdekakan secara rohani maupun memerdekakan secara jasmaninya.

Jangan takut karena kita “kecil”, minoritas, karena Tuhan telah berjanji dari yang kecil ini Tuhan akan memberi kuasa yang sangat luar biasa yang menjadi berkat bagi lingkungan sekitar kita.

Matius 13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
Matius 13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Bagaimana Kalau ……….? Jangan-jangan …….?

I Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Sering kali pikiran kita diliputi oleh kecemasan, ketakutan, keragu-raguan, bimbang dan merasa bahwa sesuatu yang akan kita hadapi adalah suatu hal yang kita tidak mampu mengatasinya, pasti akan gagal mencapai tujuan, jangan-jangan suatu hal buruk akan terulang lagi.

Kondisi di atas seakan-akan selalu membayangi kehidupan kita, memang itu benar sekali, tetapi tak perlu berlarut-larut dalam keadaan ini. Kuncinya adalah ada dalam diri kita sendiri, bagaimana kita memandang suatu masalah itu.

Cobalah untuk tidak lagi menempatkan suatu masalah pada posisi yang sama dengan masalah yang dulu pernah kita hadapi. Cari sudut pandang yang berbeda akan masalah itu, lihatlah kondisi sekitar bahwa waktu, tempat dan mungkin orang-orang yang ada berbeda sekali dengan masalah yang dulu pernah kita hadapi. Sehingga dugaan bahwa hal buruk dan kekecewaan pasti akan menimpa, tak akan pernah ada di dalam pikiran kita lagi.

Bertekun dalam menghadapi masalah, kita harus berani melangkah maju, hilangkan pikiran “Bagaimana kalau ……(daftar hal-hal negatif bermunculan dalam pikiran kita)……..?”.
Jangan lari meninggalkan masalah, sekali kita lari masalah yang sama mungkin akan kita hadapi lagi dan ketakutan itu akan selalu mengejar kita.

Hadapilah masalah dari “dekat” bukan dari “kejauhan”. Bisa jadi, apa yang kita takutkan (yang kita anggap masalah) mungkin saja hanyalah hasil imajinasi pikiran kita sendiri, sebenarnya masalah itu tidak pernah ada!