Minggu, 22 Juni 2008

Swing Girls

Swing Girls, film produksi Fuji Television Network, Altamira Pictures. Seperti halnya film-film dari Jepang yang banyak diputar di stasiun televisi kita, Swing Girls juga merupakan film yang bagus, layak kita tonton, selain memberi hiburan di dalamnya terdapat suatu pelajaran yang patut kita contoh.
Oh… ya, saya memdapat film ini dari rekan kantor, Octa Bayuwardhani (dia cowok loh .... namanya memang agak ....).

Kisah diawali dengan liburan sekolah di musim panas, sebanyak 15 murid wanita dan seorang murid pria bermaksud membentuk “brass band’ untuk menggantikan anggota brass band sekolah mereka yang sakit keracunan makanan (-sebenarnya keracunan makanan ini terjadi karena ulah dari ke13 murid wanita tersebut (yang 2 tidak terlibat), dan untuk menutupi perbuatan mereka, dengan terpaksa mereka menuruti ajakan seorang murid pria tadi untuk belajar musik tiup guna menggantikan brass band sekolah mereka sebagai pengiring tim baseball sekolah saat bertanding -).

Namanya juga karena terpaksa, awalnya mereka berlatih tidak serius, semau gue, tetapi karena rasa ingin tidak mau kalah dari Sekiguchi maka Tomoko dan kawan-kawan berusaha mengimbangi dan menunjukkan bahwa mereka mampu untuk menguasai alat musik tiup juga. Dari hari ke hari mereka semakin menikmati latihan dan semakin mahir dalam bermain musik.

Sepertinya semuanya berjalan lancar, sampai akhirnya anggota brass band sekolah mereka sembuh dan tentu saja mengambil alih posisi mereka kembali. Hal ini mengakibatkan kekecewaan, kesedihan, kemarahan dari ke15 murid wanita tadi, dan membuat mereka bubar.

Tetapi karena menemukan arti dari bermain musik, membuat 5 orang dari mereka tak patah semangat, mereka mencoba membeli alat musik bekas, dan tetap berlatih, sampai akhirnya yang lainnya kembali bergabung dan terbentuklah Big Band Jazz. Keberadaan mereka semakin kompak dan semakin baik.

Kisah film ini diakhiri dengan keberhasilan mereka mengikuti festival tahunan brass band murid sekolah, dan penampilan mereka mendapat perhatian yang luar biasa dari penonton.

Film ini mengingatkan kita, ada dua macam orang di dunia ini, yaitu orang yang selalu berusaha sehingga sukses dan orang yang berhenti berusaha.

Sama halnya kehidupan rohani kita, seringkali kita malas, tidak patuh terhadap perintah Tuhan, kita melakukan serba terpaksa, semuanya terasa berat, cepat putus asa jika orang menilai kita tidak cakap.

Tetapi dalam kenyataannya, adakalanya hal-hal yang memberatkan kita sedikit demi sedikit akan sirna ketika mulai terbiasa dan semakin hari semakin menikmati keberadaan di dalam Tuhan. Hal ini akan memacu kita untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi Tuhan, apapun dan di manapun kita berada semuanya kita lakukan untuk Tuhan dengan sepenuh hati. Tak perlu ragu, tak perlu malu dengan apa yang kita perbuat walau itu hanya hal-hal kecil yang orang lain memandangnya rendah, karena mereka tidak berhak menghakimi kita, hanya Tuhan sajalah yang berhak menilai kita dan suatu kesuksesan, sesuatu yang indah telah Tuhan siapkan bagi kita.

Di manakah kita saat ini, apakah menjadi orang yang selalu berusaha belajar dan melakukan Firman Tuhan dengan kesungguhan hati atau menjadi orang yang berhenti berusaha tatkala halangan dan rintangan mencoba menggagalkan ketaatan kita kepada Tuhan?

II Petrus 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Tidak ada komentar: