Minggu, 08 Juni 2008

Apakah aku selalu menepati janjiku?


Suatu ketika temanku ingin membeli notebook, ia memintaku untuk memilihkan notebook yang sesuai dengan kebutuhannya dan tentunya sesuai dengan ‘dana’ yang ada, karena ia berpendapat aku mampu memberi pilihan yang benar. Mendapat kepercayaan dari seorang teman tentu membuat aku senang, tetapi tentunya ada konsekuensi yang harus aku ‘bayar’ yaitu benar-benar sanggup untuk merealisasikannya.

Singkat cerita kami pergi ke pameran komputer (kebetulan sekali waktu itu ada pameran komputer), kami memilih type notebook yang diinginkan dan terjadilah transaksi.

Notebook itu ‘kosong’ (tanpa OS), dan disarankan untuk memakai Windows Vista. Karena sudah mempunyai Windows XP maka kami putuskan untuk tidak memakai Windows Vista karena harus merogoh kocek lebih dalam lagi, dan sebelumnya aku juga memberikan beberapa kemungkinan yang akan terjadi – beberapa masalah yang mungkin akan muncul-, dan juga alternatif pemecahan masalah tersebut.

Setelah aku coba untuk install Windows XP di notebook itu, terjadilah apa yang aku prediksikan sebelumnya, harddisk tidak ditemukan! Mengapa? Karena harddisknya SATA. Sempat muncul kekuatiran temanku, notebook tidak bisa segera dipakai dan kemungkinan harus menggunakan Windows Vista, - harus keluar uang lagi, dech!!.

Menghadapi situasi ini terus terang aku sendiri juga agak kuatir, karena ini kali pertama menginstall notebook berHD SATA. Ceritanya akan lain jika notebooknya memunyai FDD pasti gak akan muncul masalah, tetapi notebook jaman sekarang tak ada FDDnya.

Karena sudah dipercaya dan menyanggupinya tentunya aku harus melunasi janjiku sampai semua urusan selesai. Di sini aku merasa harus membayar ‘harga’ dari apa yang aku janjikan kepada temanku. Memang berat, - karena pengalaman pertama -, lalu bagaimana caranya?

Kami bertanya ke penjualnya, tapi jawaban kurang memuaskan, mereka tetap merekomendasikan Windows Vista. Heeeemm ….. jawaban yang buruk.

Lalu aku lihat CD yang disertakan ternyata ada beberapa driver untuk Windows Xp, kesimpulannya Windows XP pasti bisa diinstall!! Akupun berpikir…………., sampai akhirnya browsing internet, cari artikel untuk install Windows XP di notebook berHD SATA dan puji Tuhan aku menemukan beberapa artikel.

Waktu terus berjalan, tak terasa sudah beberapa hari mungkin seminggu, jadi pastilah temanku kuatir, “Apakah aku benar-benar bisa melakukannya?”, mungkin demikian pikirnya. Setelah aku baca dan pelajari serta melakukan semua persiapan langkah demi langkah yang dibutuhkan, akhirnya aku yakin proses installasi akan berhasil.

Tiba waktunya proses installasi ……………..

Puji Tuhan, rasa syukur aku panjatkan kepadaNya, semua usahaku untuk berpikir, berusaha, meluangkan waktu dan tenaga, juga ada sedikit mengeluarkan biaya, proses instalasi berhasil.

Semua janji yang kuucapkan sudah terbayar lunas, senangnya hatiku, akupun juga mendapatkan ilmu dan pengalaman baru.

Dari pengalamanku tersebut aku renungkan, ternyata kita mudah sekali untuk menjanjikan atau memberikan harapan kepada orang lain, tetapi di sisi lain sering kali kita tidak menepati janji/harapan itu karena kita merasa tidak mampu, tidak mau berusaha, merasa berat untuk ‘membayar harga yang mahal’ untuk melunasi janji/harapan yang kita berikan kepada orang tersebut, padahal orang itu sangat-sangat berharap kita menepatinya.

Seberapa sering kita berjanji/memberi harapan kepada orang lain, dan seberapa sering kita tidak menepati janji/harapan itu?

Jika sering kali kita berjanji tetapi sering pula kita tak menepatinya, sebaiknya saya dan Anda harus kembali menilai pribadi masing-masing.

Seberapa sering kita memikirkan dulu apa akibat dari janji/harapan, sebelum kita berikan kepada orang lain, baik akibat yng akan kita terima dan juga orang tersebut?

Jangan sampai kita terbebani sendiri dan akhirnya lari darinya, dan menempatkan orang lain pada posisi menanti-nanti, berharap selalu pada kita dan mungkin akan timbul rasa sakit hati.

Sanggupkah kita ‘membayar harga’ dari janji/harapan itu dan seberapa jauh usaha kita?

Mampukah dan maukah kita berkorban memberikan apapun yang kita punya untuk dapat memenuhi janji/harapan itu kepada orang lain?

Janganlah kiranya kita memberi janji/harapan yang hanya omong kosong belaka, tetapi berjanjilah dengan sungguh-sungguh karena kita mengasihi, karena kita menghargai kepercayaan yang orang lain berikan kepada kita.

Kita harus semakin bertumbuh dan semakin dewasa melalui janji/harapan yang kita berikan kepada orang lain.

Matius 5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.

Tidak ada komentar: