Jumat, 04 Juli 2008

Si Tame and Si Bam

Si tanaman melon tumbuh dengan suburnya
Si tanaman melon (Si Tame) tumbuh dengan suburnya di suatu areal pertanian. Sapaan, senyuman, keceriaan dan semangat selalu menghiasi wajahnya setiap hari.

Selidik punya selidik, ternyata ia tumbuh bertopang pada tiang bambu ( Si Bam) yang disiapkan oleh Pak Tani. Ia begitu percaya kedapa Si Bam sehingga sulur-sulurnya melingkar dan menempel dengan sangat erat tak mau melepasnya kembali.

Sebuah harapan besar tertanam dalam diri Si Tame, ia dapat terus tumbuh besar dan sehat hingga ia mampu berbuah yang besar dan manis sehingga Pak Tani akan merasa gembira.

Ia juga ingin menunjukkan rasa terimakasih dan kepercayaannya kepada Si Bam karena sudah mau dengan setia menopang, mendukungnya dan menemani hidupnya sepanjang waktu.

Tapi harapan itu sirna ketika ada masalah yang dihadapi oleh Si Bam. Rupanya Si Air menggerus tanah tempat Si Bam berpijak ia berusaha menahan gerusan air itu tetapi akhirnya tak kuasa juga. Si Bam roboh tak mampu menopang dirinya sendiri apalagi menopang Si Tame juga. Keduanya pun roboh.

Si Tame berusaha berjuang memberi semangat untuk membangkitkan Si Bam, tapi apa daya ............., Si Tame pun berjuang sendiri untuk mewujudkan harapannya, dalam hatinya ia bergumul, apakah ia masih mampu tumbuh dengan baik dan berbuah besar dan manis tanpa ada yang menopang, mendukung dan memberinya semangat?

Si Tame pun berdoa agar Pak Tani mau membenahi Si Bam lagi agar dapat berdiri kokoh dan mau menopang Si Tame hingga akhir hidupnya untuk bertumbuh baik, sehat dan menghasilkan buah-buah yang besar dan manis.

Detik demi detik Si Tame selalu berdoa agar Si Bam dapat menopang, mendukung dan menyemangatinya lagi.


Tidak ada komentar: