Rabu, 09 Juli 2008

Berkacalah kepada Kupu-kupu

Jika kita mencari suatu perubahan bentuk kehidupan / karakter yang begitu extreme di dunia ini, mungkin kita akan sepakat menyebut perubahan yang dimiliki oleh seekor ulat.

Seekor kupu-kupu betina akan bertelur di antara daun-daun, beberapa hari kemudian telur itu menetas dan muncullah bayi-bayi ulat. Mereka melakukan aktivitas mencari makan dari pucuk daun-daun muda serta bunga dan menghindari pemangsa seperti burung agar tetap bertahan hidup.

Apabila mampu bertahan ada saatnya seekor ulat mencari tempat berlindung yang aman kemudian ia berdiam diri, tubuhnya menjadi kaku, keras dan bentuknya pun berubah, fase ini biasa dinamakan kepompong. Di dalamnya terjadi suatu proses sedemikian rupa yang saya yakin merupakan suatu proses yang luar biasa.

Beberapa hari kemudian kepompong itu akan robek karena desakan sesuatu yang keluar dari dalam, dengan susah payah mengerahkan segala kekuatannya akhirnya keluarlah seekor mahkluk. Secara perlahan terbentanglah sepasang sayap nan indah dari mahkluk itu, dialah seekor kupu-kupu. Setelah cairan di sekeliling tubuhnya kering kupu-kupu itupun terbang, ia akan memberi warna yang indah dalam kehidupan kita.


Kita selalu mengagumi keindahan warna-warna sayap mereka bukan? Suatu perubahan karakter yang mengagumkan, saat menjadi seekor ulat, kerjanya hanya makan daun dan hal itu dapat menjadi musuh petani karena merusak tanaman mereka. Ulat sering (dan memang) dianggap sebagai hama oleh petani, tetapi setelah mengalami proses “berdiam diri” muncullah suatu karekter yang membuat kita kagum bukan?


Demikian seharusnya kita dapat berkaca dari proses kehidupan seekor kupu-kupu, ada kalanya kita bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada kalanya kita menghadapi masalah, ada kalanya kita suka, ada kalanya kita bersedih, sering kali kita menampakkan dan melakukan kejahatan, kekacauan dalam hidup kita sehingga merugikan orang lain.


Oleh karena itu ambil waktu untuk berdiam diri, untuk merenung, untuk berpikir, untuk menyadari segala perbuatan jahat kita, sehingga pada akhirnya kita temukan karakter baru, karakter yang membawa kedamaian, membawa kesejahteraan, membawa kebaikan, membawa sukacita dan membawa berkat bagi sesama kita.

Tidak ada komentar: