Minggu, 05 Oktober 2008

Baru Kusadari ……[Lagi]

Sering ku bertanya mengapa keadaanku hanya begini-begini saja, pergumulanku juga tak kunjung kumenangkan…….?

Cerita mengenai seorang yang lumpuh di tepi kolam Betesda (Yohanes 5:1-18) telah menyadarkanku.
Bisa dibayangkan betapa tersiksanya ia selama 38 tahun menderita sakit, bahkan tidak ada orang yang peduli (dimana ya keluarganya? apa tak punya keluarga? apa ia dibuang keluarganya?), rasa terasing dan kesepian tentu sangat ia rasakan. Ia tentunya ingin sembuh, makanya ia menanti di tepi kolam Betesda dan berharap ia masuk ke air pertama kali saat air kolam terguncang, tetapi selalu didahului orang lain.

Sampai akhirnya Tuhan Yesus datang dan menawarkan kesembuhan, karena Tuhan mengetahui keadaan orang itu, “Maukah engkau sembuh?”. Tetapi apa jawabnya? Orang itu justru terfokus kepada keadaan sekitarnya dan orang lain yang tidak mau membantunya, padahal ia tahu siapa yang bertanya (karena ia memanggil dengan nama “Tuhan”). Mengapa ia hanya berkutat kepada orang lain dan bukan fokus kepada Tuhan?. Mengapa ia tak menjawab, “aku mau Tuhan, aku mau sembuh”.

Tuhan Yesuspun menyuruhnya bangun dan mengangkat tilamnya. Di sinilah orang lumpuh itu memiliki iman yang nyata, tanpa berkata-kata ia bangun dan mengangkat tilamnya, sehingga ia mengalami kesembuhan!!! Luar biasa bukan?
Sepertinya tidak ada keraguan dan pertanyaan di hatinya, ia percaya saja dan menuruti kata-kata Tuhan Yesus, akibatnya ia disembuhkan.

Bukan hanya berhenti disitu saja, ternyata orang itu bertemu dengan Tuhan Yesus di dalam Bait Allah. Aku tidak tahu latar belakang orang itu sebelumnya apa sudah mengenal Tuhan (secara pribadi)? Tetapi aku percaya orang itu beribadah dan mengucap syukur atas kesembuhannya (bayangkan 38 tahun sudah ia sakit dan sekarang sembuh), makanya ia di Bait Allah.
Bahkan iapun bercerita bahwa Tuhan Yesuslah yang menyembuhkannya.

Orang lumpuh itu telah dipulihkan secara jasmani dan juga rohani.

Seperti itulah diriku, rasa sepi, kesendirian selalu kurasakan.
Seakan-akan tak ada orang yang peduli lagi (bahkan seseorang yang kucintai).
Selama ini aku hanya terfokus kepada keadaan sekelilingku, aku terfokus kepada orang lain, berharap ada yang selalu menolongku.
Tetapi ………. yang ada hanya kekecewaan, ……… tak ada yang mau bantu ……..?

Tentunya aku tahu siapa Tuhan Yesus, Dia sanggup menolongku, tetapi sekali lagi aku justru terfokus kepada orang lain untuk dapat membantuku.
Dia selalu menawarkan jalan keluar atas segala permasalahanku, seharusnya aku juga selalu menerima tawaran itu 100 %.

Terima kasih Tuhan, hari ini aku kembali Engkau sadarkan, bahwa hanya bersandar dan fokus kepadaMu sajalah aku dapat memenangkan segala pergumulanku selama ini.

Ajar aku selalu mengenalMu lebih, lebih dan lebih dekat, lebih dalam lagi.
Ajar juga aku agar bisa bercerita tentang Engkau kepada orang lain, lewat setiap pikiran, perkataan, perbuatan dan tingkahlakuku, di rumah, di tempat kerja dan di manapun aku berada….. serta lewat media apapun , internet salah satunya..

Aku harus percaya 100 %
Aku harus fokus 100 % kepadaMu, Tuhan Yesusku.































Dosa Besar vs Dosa Kecil

Bermain eksperimen yuukkk? (inget kaya’ di SD, SMP dulu…….)


Eksperimen A:

1.Ambil sebuah kerikil

2.Lemparkan ke air kolam.


Eksperimen B:

1.Ambil sebuah batu yang besar

2.Lemparkan ke air kolam


Apa yang terjadi dari kedua eksperimen itu?


Hasil Eksperimen A:

1.Menimbulkan riak kecil di permukaan air kolam.

2.Kerikil tenggelam ke dasar kolam


Hasil Eksperimen B:

1.Menimbulkan riak besar di permukaan air kolam.

2.Menimbulkan suara yang keras.

3.Kerikil tenggelam ke dasar kolam


Kesimpulannya:

Awalnya memang beda, yang satu menimbulkan riak kecil dan ang satu menimbulkan riak besar dan bersuara, tetapi hasil akhirnya keduanya sama-sama tenggelam ke dasar kolam.


Perlajaran apa yang dapat kita ambil?

Sering kali kita berpendapat ada dosa kecil dan dosa besar.

Kita selalu mengabaikan dosa-dosa kecil, dan menganggap itu tak masalah.

Kita hanya fokus terhadap dosa-dosa besar, karena “bunyinya” didengar, dirasakan dilihat orang lain bukan?.

Tanpa kita sadari ternyata dari dosa-dosa kecillah kita akan menjadi terbiasa melakukan dosa-dosa yang lebih besar.


Hasil semua dosa itu sama, yaitu masuk neraka bukan?

Karena itu marilah kita selalu waspada, dosa adalah tetap dosa tak peduli kecil maupun besar.


Satu hal yang harus selalu diingat, baik ‘dosa kecil’ apalagi ‘dosa besar’ perlu pengampunana dari Tuhan.

Karena itu mari datang dan minta ampun kepada Bapa kita Tuhan Yesus Kristus.

Hanya Dialah yang sanggup melakukannya, bukankah demikian?